Menahan amarah nafsu yang menggerorogoti jiwa,
Bertemu pada sosok silih berganti,
Menggantungkan rasa berbentuk cinta dihati,
Padanya,
dia, ia dan kadang mereka,
Satu per
satu mengais rasa iba dihatiku,
Dan
menjalar sayang yang menular,
Sampai-sampai
cinta mencium bibir raga,
Dan pada
akhirnya terjerembab pada pesona keindahan rupa,
Aku kira
jiwa bersama raga mampu menahan keengganan,
Dan
me-almarhumkan selamanya,
Karena
setiap mereka punya sisi yang minta dicintai,
Dan aku
juga butuh itu,
Bersama
ke-Tuhanan yang kubuat-buat,
Merayap
pada tangga iman bejat,
Mengulum
senyum kemunafikan pada waktu,
Karena
ternyata dibaliknya,
Ada
banyak jiwa ternoda oleh masa-ku,
Percaya
atau tidak,
Entah
apa pesona yang terpancar pada sebuah raga biasa,
Hingga
mereka meminta pada ikatan tak sempurna,
Aku tak
pernah menginginkan pada awal mula,
Namun
keelokan raga membuatku terpesona,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar